Penilaian Acuan Patokan (PAP), Penilaian Acuan Norma (PAN), skor Z dan skor T
A. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
PAP yaitu membandingkan nilai yang di peroleh siswa dengan satndar atau norma absolut dan membandingkan atau menafsirkan hasil tes formatif dengan PAP bertujuan untuk mengukur tujuan dan kompetensi yang tealah ditetapkan sgbai kriteria keberhasilan peserta didik.
PAP yaitu membandingkan nilai yang di peroleh siswa dengan satndar atau norma absolut dan membandingkan atau menafsirkan hasil tes formatif dengan PAP bertujuan untuk mengukur tujuan dan kompetensi yang tealah ditetapkan sgbai kriteria keberhasilan peserta didik.
Penilaian yang di patokkan dan menjadi acuan untuk peserta didik yang telah ditetapkan sebelum pembelajaran berlangsung, misalnya patoaka KKM 75, jadi peserta didik yang melebihi nilai KKM maka peserta didik tersebut telah telah berhasil atau mencapai target dari keketapan penilaian yang telah di tetapkan sebelum pembelajaran berlangsung, dan peserta didik yang belum mencapai maka peserta didik tersebut di remedial.
B. Penilaian Acuan Norma (PAN)
PAN yaitu membandingkan skor yang diperoleh siswa dengan siswa lain atau membandingkan skor siswa dengan standar norma relative yang bertujuan untuk membedakan peserta didik dengan cara dikelompokkan dengan tingkat kemampuannya mulai dari yang rendah sampai dengan yang memiiki kemampuan yang tinggi, dan PAN di pergunakan untuk seleksi.
PAN pada dasar penilainnya menggunakan kurva normal dan hasil-hasil perhitungan masing-masing siswa ialah angka rata-rata (mean) dan angka simpang baku (standar deviation).
Pengukuran dengan z-score disebut sebagai “weighted score” atau “scaled score” yang digunakan dalam pernilaian (secara ilmiah) hasil-hasil test.
z-score berfungsi untuk membandingkan kecakapan seorang peserta didik dalam berbagai pelajaran. misalnya seorang peserta didik mendapat nilai 70 dalam Matematika dan nilai 50 dalam Sejarah, dapat disimpulkan bahwa kecakapan eserta didik tersebut dalam Matetika lebih baik daripada kecakapannya dalam Sejarah.
Dan misalnya angka rata-rata dalam Matematika tersebut adalah 80 dan SD-nya=10, maka kedudukan nilai 70 dari pserta didik tersebut adalah 1 SD di bawah rata-rata (mean) atau –1 SD.
Apabila mean dari Sejarah adalah 40 dan SD-nya adalah= 5, maka kedudukan nilai 50 dari peserta didik tersebut adalah 2 SD di atas mean atau +2 SD. Ditunjau dari segi itu maka justru kecakapan peserta didik tsb. dalam Sejarah justru lebih baik daripada kecakapannya dalam Matematika.
Menurut definisinya z-score adalah nilai standard yang dalam literature statistik adalah suatu bilangan yang menunjukkan seberapa jauh nilai (angka kasar) menyimpang dari rata-rata (mean) dalam satuan SD. Atau secara singkat, nilai standard adalah indeks deviasi sesuatu nilai.
Pada z-score tanda plus ataupun minus harus digunakan untuk menterjemahkan sebuah angka kasar, seberapa jauh angka tsb. menyimpang dari rata-rata (mean) nya.
Rumus z-score =
Nilai – Mean
SD
Misalnya, seorang peserta didik mendapat nilai (angka) 70 pada mata pelajaran X, di mana rata-rata nilai mata pelajaran X itu adalah 75 dan SD nya = 10. Maka nilai perolehan peserta didik tersebut pada mata pelajaran X menyimpang sebesar 1 SD di bawah Mean (- 1 SD) atau z-scorenya - 0,5.
D. T-score
T-score dapat digunakan untuk menghilangkan diversifikasi nilai yang dapat menyebabkan hallo effect, di mana subyektivitas yang terdapat dalam proses pembelajaran, penilaian, kualitas tes sangat berpengaruh terhadap penilaian hasil belajar. Dengan menggunakan z-score dan rata-rata T-score yang ditetapkan sebesar 5 (atau 50) maka normalisasi standard score dapat dilakukan dan pengaruh bias (subyektivitas) dapat dihilangkan.
Rumus T-score =
5 + 1 * z-score atau 50 + 10 * z-score
Di mana rata-rata T-score ditetapkan sebesar 5,00 atau 50,00.
Komentar
Posting Komentar